Jemari Sebagi Pena


Hati Ilir-Ilir

karya: Firli Wahyudi

Hati bergemuruh sepi endiri
denyut nadi nyilu di sebelah kanan
panas kepala tidak terasa terabaikan
tersapu keringat dingin dengan lengan kanan

aroma hidup tak ada henti
semangatnya seakan kering sendiri
terdiam tanpa arti
sungguh membuat hati bertambah sepi

namun inilah hidup sendiri
kemana-mana tanpa arti
tinggallah ratapan sepi
yang selalu menemani

gemuruh anginpun tak kunjung berhenti
terkadang terdiam pucuk namun sekejap
dan tak lama pun kering dan jatuh
tidak sama halnya bungga yang menjadi kannya buah

amati aku hidup ku
kian lama kian perih menusuk hati
tah apa semua ini sebuah uji
namun ku tetap tegar menjalani

di balik hati sepi...


Istana Mimpi
karya: Firli Wahyudi
Hati ku hening saat sunyi menghampiri
bersama  malam memanggil sepi
saat dua belah ketukan berbunyi
aku terlelap dalam kesunyian mimpi

disana ku buat istana mengah
membentang jauh kearah cahaya
gemilau emas terpancar deras
dari arah yang tak ku duga

penasaran hati ingin menghampiri
hingga rasa yang luluh mengalir
mengikuti arah tujuan yang terlah terpatri
dengan seteguk rasa berani

Aku mencari sosok kekasih yang telah lama pulang...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alat Pertanian Masyarakat Melayu

puisi patamorgana