Alam Sahabat

Alam sahabat

Tanda-tanda cengkraman itu mulai tampak
Jikala tengadah kepala ke atas
Langit tampak suram
Cahayanya hilang tertutup awan

Sekali terlintas dibenak pikiran muda
Pernahkan menerima salam dari bunda
Jikala itu sebuah harta
Tidak bermakna dimata senjata

Nama-nama terukir diatas batu besar
Yang tulisannya sejenis juga
Namun namanya berbagai rupa
Dari ujung ke ujung tepi laut dan daratan

Namun arti itu tak dipandang
Dengan bangga terukir nama
Bukan akhir sayang
Ini sebuah kenang-kenangan

Berteduh jikala itu
Hujan bergemercik sahdu
Angin bertiup merdu
Nyanyian hewan ampibi itu

Bukan hujan sayang melainkan
Tangisan
Emang taktampak jikala dipandang
Namun artinya sudah terpampang

Bukan nama kita saja sayang
Namun bannyaj orang
Mereka juga bukan pejuang
Namun mereka katanya sayang

Senyuman itu abadi
Jikala itu janji
Namun arti
Mungkin mimpi

Terperosok dilubang yang cukup curam
Namun tak dalam
Membuah banyak orang serupa
Berbuat yang sama

Kini dijolimi
Pakayannya kini terkelupas
Perih dan luka mengalir
Meneteskan getah sukma

Lalu dia di cambuk
Di tarik-tarik
Sampai dia memekik
Kini namamu di tubuh ini abadi

Namun
Kenangan ini bukan berarti abadi
Mungkin
Besok atau lusa telah tumbang disini

Riuh ranting jikala itu
Berbisik kedaun-daun yang akan gugur
Dan menjadi debu
Yang tersapu angin siyur-siyur

Sayangi alam selagi kita masih bisa bernapas
Karena kelak kan tiada arti
Jikala napas ini tak diraga lagi
Dan pohon-pohon ditebang dan habis

Firli W

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alat Pertanian Masyarakat Melayu

puisi patamorgana

Jemari Sebagi Pena