PUISI, Parona Sut...

-
Perona Sut...
Karya: Firli Wahyudi

Detak berdetak dalam dalam
Gemuruh bel tampak dikening
Diam diam
Berbisik dalam diam

Menerkam dalam malam
Berbisik dalam diam
Diam diam
Menyampaikan keindahan

Dalam surat terukir indah
Tersampaikan arti ini
Untuk ini
Diam diam

Dalam diam tersampai inti
Inti terdiam, dalam
Untuk dipendam
Dalam dalam

Setelah dituntut
Jangan pernah tercabut
Meski hujan ribut
Serta hari semerawut

Jangan diungkap
Depan sapaan orang dekat
Tak boleh terangkai
Dalam sebuah goresan

Karena terukir jelas
Didalam ingatan
Bukan peringatan
Serta ajakan

Dalam ini
Semua ada sebuah sapa
Dalam ini
Semua dalam ingatan

Habis sudah
Jikala itu terjadi
Terjadi di mana, mana
Hanya bisa apa

Diam mungkin
Bertapok didalam tempurong
Hilang
Dalam ucapan, ungkapan

Harga dan tiada
Rasa
Rasa tinggal ini
Tampar ini
Firli Wahyudi
                                          Tidak.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alat Pertanian Masyarakat Melayu

-
Gambar
Dilihat dari Bahasa dan Kegunaan 1. Tugal   Adalah alat mebuat lubang dalam peroses penyebaran benih padi yang masih dalam bentuk biji padi dilahan pertaniaan, alat ini terbuat dari kayu belian/kayu besi dengan panjang 1,5 meter atau setinggi dada orang dewasa, berbentuk bulat panjang dengan diaeter 5-6 cm.  2.  Penggetam Adalah alat pemotong padi yang digunakan masyarakat saat panen raya, atau masyarakat menyebut panen tersebut dengan musim getaman, alat ini terbuat dari kayu lempong yang lembut dan mudah di bentuk dengan silet didepannya. 
Baca selengkapnya

puisi patamorgana

-
Gambar
Judul: Patamorgana Karya: FirliWahyudi  Hanya aku yang sepi Namun akan ku carikan arti Dibalik itu Hanya diam Tak berbujur dan berdusta Untuk mengungkap maksiat Hanya terpaku Melangkah jauh dekat tak perlu Untuk mengungkap isi hati ku Hanya gelap lilin Dimalam yang sepi Berkedip melek tak ada arti Untuk membari akhir hidup ini Engkau hanya ku Patamorgana
Baca selengkapnya

Jemari Sebagi Pena

-
Gambar
Hati Ilir-Ilir karya: Firli Wahyudi Hati bergemuruh sepi endiri denyut nadi nyilu di sebelah kanan panas kepala tidak terasa terabaikan tersapu keringat dingin dengan lengan kanan aroma hidup tak ada henti semangatnya seakan kering sendiri terdiam tanpa arti sungguh membuat hati bertambah sepi namun inilah hidup sendiri kemana-mana tanpa arti tinggallah ratapan sepi yang selalu menemani gemuruh anginpun tak kunjung berhenti terkadang terdiam pucuk namun sekejap dan tak lama pun kering dan jatuh tidak sama halnya bungga yang menjadi kannya buah amati aku hidup ku kian lama kian perih menusuk hati tah apa semua ini sebuah uji namun ku tetap tegar menjalani di balik hati sepi...
Baca selengkapnya