CITA-CITA KECIL
FirliWahyudi
Bagian
dua Cita-cita Kecil
Peroses
belajar dan mengajarpun berlangsung sengit dan panas. Cucuran keringat dan
sedikit asap yang mengepul diotak Arjuna, Firli dan Yoga. Tampak seolah
mengerti dan kebingungan dengan materi yang
baru disampaikan Pak Suandi barusan. Tidak jauh berbeda dengan wajah
teman-teman yang lain berkerut di jidatnya dan bertopang dagu, seolah leher
tidak mampu menahan beban kepala yang penuh dengan rumus-rumus kimia.
Lain
halnya dengan Sabiran dan siswa-siswa cerdas yang memiliki daya tahan otak yang
mempuni seperti Ningsih, Muna dan Sri, cewek-cewek yang duduk paling depan dan
Tri dan Fera yang meski duduk dibelakang tetap jelas-jelas aja diingatan mereka
tentang materi yang barusan disampaikan. Ya bisa ditebak wajah mereka tetap
tenang dan senyum di ujung bibirnya itu tampak sinis dengan materi.
“Seolah-olah jangan sampai ini berakhir, kami tidak akan mau berhenti belajar kimia
ini”.
Perlajaranpun
selesai.
“Tidakkkkkkkk.......
menyesal dalam hati mereka, “yang otak mempuni”. Waktu kalian sudah habis
Sabiran, Muna, Ningih, Sri, Fera dan Tri cukup sampai disini hahahaha...
“dengan perasaan puas” dalam hati siswa-siswa yang lain.
Dengan perasaan
senang dan wajah ceria tampak di wajah para siswa kelas yang lainnya .
Sebagaian bersorak riyang.
Hahaha Wahid
dari belakang tertawa lega.
Baiklah pelajaran
kita cukupkan sampai disini dulu, soal yang belum kalian selesaikan lanjutkan
dirumah!! ucap Pak Suandi.
Siswa, iya pak
“dengan kompak dan ceria”
Guru kimia
itupun meninggalakan ruang kelas XII IPA.
Suara gaduhpun
terdengar lagi, sebagain anak bergegas berlari menuju kantin, karena merasa
lapar karena belum sempat sarapan tadi pagi “maklum selepas liburan dan yang
pasti saat liburan itu bangun siang setiap harinya”.
Indah: ayo geng
berewo kita kekantin ibuk.
Desi, Yuli dan
Lindapun menjawab dengan kompak AYO BRO ... capcus cin kata Yuli dengan
centilnya.
Siswa
yang lainpun seolah tidak mau kalah, mereka berlari dan ada yang berjalan pula
menuju kantin yang terletak di bagaian kanan sekolah. “Dengan jarak sepuluh
sampai sebelas meter saja dari kelas XII IPA.
Namun
lain halnya dengan Yoga, Firli, Sabiran dan Arjuna mereka tetap duduk di kursi
mereka masing-masing dan merapat dengan Sabiran dan Arjuna berubah hadapan
kebelakang sehingga posisi mereka berempat saling berhadapan.
Firli: bagaimana kita kekantin atau enggak
Yoga : aku lupa bawa uang jajan bro, habisnya tadi
pagi terburu-buru berangkatnya.
Sabiran:
masih sukur gak telambat. Hahaha mereka berempat tertawa terbahak bahak-bahak
bersama.
Firli : yaudah ntar istirahat kedua aja kita
kekantinya, ntar aku yang teraktir kamu Ga.
Yoga :“Siplah kalo gitu”.
“Kita,
kita, kita???” kata Sabiran dan Arjuna
Firli : enggak lah ya. Hahaha...
Sabiran:
ngomong-ngomong bagyaimana SNMPTN kamu? Ikut daptarkan Jun
“yaialah
kan itu semua anak di kelas kita ikut daptar semua” kata Arjuna
menjawab
pertanyaan sabiran.
Sabiran:
O iya ya haha saya lupa,
Arjuna :Begitu aja lupa. Dibanding rumus perasaan itu
lebih gampang ngingatnya “celetuk arjuna”
Sabiran: “hahaha
kalian semua ngambil jurusan apa aja dan universitas apa aja?? ”Menanya ketiga temannya.
Firli
menjawab pertama, kalo aku sih ambilnya di UNTAN dan UNY, untuk jurusan sih
pendidikan pastinya, pendidikan bahasa Indonesia dan biologi, pokoknya di UNTAN
sama di UNY aku pilih sama aja he, sukur-sukur deh kalau ada yang keterima dari
kedua pilihan ku tersebut. “Iya berdoa aja fir kata Arjuna menasehati. siapa
tau kan benar-benar keterima. Amin Jun jawab Firli.
“Haha
iya iya kalian sih nggal liat nilai kita beda-beda tipis alian 11 12 alias
hampirsama untuk nilainya ya yang
bedainnya cuman rengking itu aja gantian 26 dan 27 setiap semesternya. Kalau
aku sendiri mah iseng-iseng aja di Untan dan di Semarang. Untuk jurusan di
Untan ambil Fakultas Teknik Sipil. Kata Yoga. “Cie yang mau jadi anak teknik
gondrong dan sangar dong hahaha” sambung Firli.
Nah kalau kamu
Jun ambil apa?? “tanya Sabiran”
Aku bingung
“dengan muka memelas” kok bingung jun?? Tanya Sabiran sekali lagi
Arjuna : Habisnya orang tua aku gak dukung buat
kuliah, yang ada aku di suruh kerja.
Firli :“O tidak bisa siapa taukan kamu keterima
SNMPTN ini. Tadi kamu yang nasehatin aku dan nyemangatin aku buat daftar
SNMPTN”.
Arjuna : Iya kalau aku sendiri maunya jadi guru aja
sama kayak kamu Fir, guru Fisika biar
aku coba daftar di Untan Pontianak sama UNY di Jogja.
Siplah kalau
begitu kita sama-sama jadi guru aja Jun. Nah kamu sendiri Ran gimana??? tanya
Firli, menanya kepastian dari Sabiran.
Sabiran: Aku
sendiri mau jadi ilmuan, tapi orang tua aku ya ayah aku itu maunya aku masuk di
akutansi
Firli :Yah jadi??
Sabiran: Aku
daftar di Untan jurisan Kimia dan Sistem Komputer.
Firli :Kan itu mahal Ran??
Tapikan aku
masukkannya jalur bidikmisi, biar geratis dan dapat beasiswa. Untuk itu Jun
masih ada harapan. Kita yang sekarang ini harus mampu kuliah nanti secara
bersama-sama. “kata Sabiran”
Iya iya siap
komandann kita kuliah bersama-sama demi masadepan kita kata Yoga. Firli dan
Arjuna tertawa terbahak-bahak tanpa arti.
Seisi
kelas ikutan tertawa karena omongan mereka yang terdengar sampai ke sudut-sudut
ruangan kelas. Tanpa terasa waktu istirahat 30 menitpun tak terasa telah habis
dengan ditandai bunyi bel untuk masuk ke pelajaran kedua. Siswapun mulai tampak
berkerut lagi jidatnya. Mulai dari siswa yang duduk paling depan sampai siswa
yang duduk di paling belakang tak ada tanpa wajah yang senang disaat peljaran
akan dimulai lagi.
Namun
masih ada yang sibuk makan gorengan, ada yang makan nasi kuning dikelas “dengan
piring-piringnya dibawa kekelas” lengkap dengan air esnya segala. ngegosipin
cowok pas ketemu di kantin sekolah barusan. ada yang tidur baru bangun “jam istirahat dimanpaatin buat
tidur” hahaha.
Pelajaran
keduapun dimulai kembali....
Komentar
Posting Komentar